Mantan Sekretaris Departemen Agama Mamun Murod Al Barbasy menjelaskan, pada Februari lalu, ketika hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan elektabilitas Demokrat tinggal 8 persen, seakan sudah disetel beberapa elit Demokrat secara berjamah meminta Anas, yang saat itu masih ketua umum, untuk mundur.
Mamun mencatat, selain Ruhut Sitompul, Jero Wacik, Syarif Hasan, rachland Nasiddik, Ulil Abshar Abdalla dan Didi Irawadi Syamsuddin juga ramai-ramai meminta Anas mundur. "Mereka memandang angkat 8 persen sebagai angka krtis," jelas Mamun kepada
Rakyat Merdeka Online pagi ini (Senin, 29/4).
Tapi sebaliknya, sampai sekarang belum ada elit Demokrat yang bereaksi menanggapi hasil survei Indo Barometer yang dirilis Kamis (25/4) pekan lalu. Memang survei itu ditujukan untuk melihat arah pemilih anak muda, antara usia 16-30 tahun.
"Eh, sekarang giliran hasil survei Indo Barometer menyebut elektabilitas PD hanya tinggal 4 persen, kok ngga ada suara sumbang yang minta Ketum, SBY mundur ya?" kata Mamun.
"Atau jangan-jangan mereka masih menuduh Anas sebagai pihak yang harus bertnggungjawba," sambung Mamun sambil bercanda." Atau malah menuduh sebagai survei pesanan Departemen Pemuda PDIP, pasti survei penuh rekayasa."
Apapun itu, Mamun yakin sekalipun elektabilitas Partai Demokrat turun lagi hingga di bawah angka 3,5 persen (ambang batas parlemen), pasti tidak akan ada elit Demokrat yang bernyali meminta SBY mundur dari kursi ketum.
[zul]
BERITA TERKAIT: