Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kehidupan 5,5 Miliar Tahun Lebih Tua dari Bumi?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Kamis, 18 April 2013, 13:44 WIB
Kehidupan 5,5 Miliar Tahun Lebih Tua dari Bumi?
rmol news logo Dengan mengaplikasikan model Moore's Law, para ahli menemukan kesimpulan yang mengejutkan: usia kehidupan jauh lebih tua dibandingkan usia Bumi.

Selama ini para ahli percaya dan menyapakati planet Bumi berusia 4,5 miliar tahun. Sementara usia kehidupan yang "diketahui" belakangan jauh lebih tua dari usia Bumi, yakni 10 miliar tahun.

Model Moore's Law adalah teori untuk menjelaskan perkembangan teknologi. Moore's Law yang digunakan untuk mengukur usia kehidupan juga memberikan keterangan bahwa genetik tidak mensimplifikasi evolusi yang sangat kompleks.

Livescience.com menyebutkan bahwa Moore's Law ini digunakan para ahli genetik dengan menghitung mundur ke belakang, ke titik dimana organisme hidup pertama lahir.

Penelitian tentang usia kehidupan ini dilakukan oleh dua peneliti Amerika Serikat, Alexei Sharov dari Institut Nasional Penuaan di Baltimore dan Richard Gordon dari Laboratorium Laut di Florida.

Pertanyaan selanjutnya adalah, walaupun secara matematis usia kehidupan mungkin jauh lebih tua daripada usia Bumi, tetapi apakah secara fisik hal itu mungkin?

Untuk pertanyaan ini Sharov dan Gordon pun menjawab pasti: iya.

Penjelasannya adalah: saat sistem matahari kita dalam proses pembentukan, organisme seperti-baktria yang belum eksis atau nucleotides yang sederhana dari bagian galaksi yang lebih tua bisa jadi mencapai Bumi dengan "menumpang" benda-benda seperti komet, asteroid atau benda inorganik ruang angkasa lainnya yang bertebaran. Proses ini disebut panspermia.

Namun mereka mengakui bahwa apa yang mereka simpulkan untuk sementara itu tidak secara ilmiah membuktikan bahwa kekhidupan jauh lebih tua dari Bumi. Tidak ada cara untuk mengetahui pasti bahwa kompleksitas organik meningkat dalam sejarah alam semesta. Sharov mengatakan, mereka menyebut penemuan mereka ini sebagai sebuah uji coba atau esai; bukan teori.

"Ada banyak element hipotesis dalam argumen kami," demikian kata Sharov kepada TechNewsDaily. [guh]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA