Kiai Kondang Asal Jateng Puasa Makan Beras Selama Indonesia Masih Impor

Tokoh Agama Dukung Rizal Ramli Pimpin Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Senin, 15 April 2013, 13:42 WIB
Kiai Kondang Asal Jateng Puasa Makan Beras Selama Indonesia Masih Impor
KH Budi Harjono
rmol news logo Politik uang yang merebak dalam setiap pemilihan kepala daerah maupun hajatan politik lainnya mengundang keprihatinan dari kaum agamawan. Mereka pun terus mendidik rakyat agar cerdas dan jangan lagi terperdaya oleh fulus dalam menentukan pemimpin.

"Saya rindu politik tanpa uang. Saya rindu rakyat yang cerdas. Rakyat yang tidak lagi menukar masa depannya dengan beberapa puluh ribu rupiah pada saat pemilu,” ujar  KH Budi Harjono, di depan 400-an warga Jepara, pada acara Pekan Sholawat Nasional & Napak Tilas Perjuangan RA Kartini, Ahad malam  (13/4).

Kerinduan seorang Budi Harjono, pada hakekatnya adalah kerinduan sebagian besar rakyat Indonesia. Rakyat yang rindu perubahan agar Indonesia bisa menjadi lebih baik. Itulah sebabnya, ‘curhat’ muballigh kondang di seantero Jateng ini, diamini kaum nahdiyin yang malam itu berkumpul di pendopo Kecamatan Mayong, Jepara, Jateng.

Budi malam itu duduk di kursi, mengenakan kain sarung corak batik cerah, dengan baju warna ungu terang. Di kepalanya bertengger peci hitam dengan bagian atas lancip yang dililit kain, juga berwarna hitam. Rupanya itu merupakan ciri khas penampilan kiai yang kerap mencampur ceramahnya dengan seni.

Dia juga menyuguhkan Tari Mehfil, karya sufi besar Jalaludin Rumi yang lahir pada 604 Hijriah atau 1207 M. Ciri khas utama tarian ini busana penari yang seluruhnya laki-laki dan mengenakan rok panjang.

Ciri khas lainnya adalah gerakan penarinya berputar berlawanan dengan arah jam, seperti saat ummat Islam berputar menglilingi ka’bah saat thowaf. Gerakan yang ada dalam tarian itu menunjukkan kesediaan para Pecinta Tuhan untuk masuk ke dalam diri, menghilangkan ego untuk kembali kepada kesejatian diri.

“Ini adalah miniatur dari perpusaran bumi, bulan, planet-planet, matahari, galaksi, bahkan alam semesta. Mereka semua berputar sebagai bentuk tunduk dan pasrah pada Kemahaluarbiasaan Allah SWT yang telah mencipta, mengatur, dan memelihara jagat raya,” urai Budi dengan sungguh-sungguh.

Dia juga mengaku sudah lama puasa makan nasi, dan baru akan makan nasi kalau Indonesia sudah tidak lagi mengimpor beras. Bagaimana mungkin, Indonesia yang  tanahnya subur harus mengimpor beras dan produk holtikultura lainnya?  Bagaimana mungkin negeri yang memiliki lautan luas dengan garis pantai amat panjang, harus mengimpor ikan bahkan garam?

“Saya rindu lahirnya pemimpin yang sanggup membawa rakyat pada kesejahteraan sebagaimana yang dicita-cita para pendiri bangsa. Jangan minta saya jadi pemimpin! Tapi kalau diminta mendorong calon yang tepat, saya siap. Seperti Sunan Bonang menunjuk Raden Fatah menjadi Sultan Demak. Kalau Pak Rizal Ramli konsisten dan sungguh-sungguh memperjuangkan kesejahteraan rakyat, saya akan doakan dan dukung penuh,” papar Budi yang langsung disambut ‘aamiin’ panjang dari hadirin.

Mantan Menko Perekonomian DR Rizal Ramli memang hadir dalama cara itu. Tampak DR Rizal Ramli mengenakan batik merah marun lengan pendek dan celana biru gelap.

Sebelumnya KH Abdullah Hinduwani, pimpinan Pondok Pesantren Bubbur Rasul, juga menyatakan hal senada. Dia merasa yakin, Indonesia akan menjadi lebih baik di tangan pemimpin berintegritas seperti Rizal Ramli.

“Konsistensi dan perjuangan Pak Rizal untuk rakyat kecil sudah terbukti. Saya dan para santri berdoa, semoga Allah melapangkan jalan buat beliau menjadi presiden kita. Aamiin,” tukas pria yang akrab di sapa Habib Dullah ini yang lagi-lagi diamini hadirin. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA