Objek penelitian ini disebutkan memiliki struktur tulang belulang yang tampak seperti campuran antara manusia dan jenis monyet atau kera. Ia juga diperkirakan memiliki cara berjalan yang tak biasa. Tak seperti manusia modern, juga tak seperti monyet.
Namun para ahli yang meneliti objek ini belum bisa memastikan dan menempatkan makhluk ini dalam rangkaian evolusi monyet dan manusia. Artinya, belum bisa dipastikan apakah ia adalah
the missing link yang menghubungkan monyet dan manusia.
Dibutuhkan tulang-belulang yang lebih banyak untuk memastikan dimana posisi makhluk ini dalam rangkaian evolusi manusia.
Objek yang tengah diteliti itu diberi nama
Australopithecus sediba atau di kalangan peneliti disebut Sediba yang artinya manusia selatan. Diperkirakan jenis Sediba hidup pada 2 juta tahun lalu. Mereka memanjat pohon dan di saat bersamaan jalan tegak di atas tanah.
Tulang belulang Sediba ditemukan tahun 2008 lalu dalam sebuah eskavasi di Afrika Selatan. Penemuannya dapat dikatakan tanpa sengaja oleh seorang anak lelaki berusia 9 tahun, putra salah seorang peneliti.
Informasi mengenai campuran antara manusia dan jenis kera dari struktur tulang belulang yang ditemukan disimpulkan dalam penelitian tiga tahun kemudian.
Hari Kamis kemarin (11/4), para peneliti mempublikasikan enam kertas kerja di Jurnal Science yang menjelaskan secara lengkap hasil penelitian sebagian tengkorak dan tulang betis.
Salah seorang peneliti, Jeremy DeSilva, dari Boston University, mengatakan bahwa fosil yang mereka temukan membuka mosaik anatomi yang tidak dibayangkan sebelumnya.
DeSilva juga mengatakan dirinya tidak dapat menjelaskan bagaimana Sediba memiliki kaitan dengan manusia.
Gigi Sediba memperlihatkan campuran antara gigi manusian dan makhluk primitif, dan merupakan bukti baru bahwa Sediba memiliki hubungan dekat dengan manusia di masa-masa awal.
Begitu kata peneliti lain, Debbie Guatelli-Steinberg dari Ohio State University, seperti dikutip dari
Associated Press.
[zul]
BERITA TERKAIT: