"Saya juga baru dapat info dukung Kopassus dan lain-lain," ujarnya dalam perbincangan dengan
Rakyat Merdeka Online Minggu malam (7/4).
Tapi, informasi yang ia dapat dari sesama aktivis di Kota Gudeg itu, mereka yang mengajak dan memberikan dukungan kepada kesatuan elit TNI itu bukan warga Yogyakarta sebenarnya. Menurutnya, kelompok masyarakat yang memberikan dukungan itu dimobilisir.
"Ini kelompok-kelompok yang memang dari pertama, ketika Pangdam mengatakan bukan Kopassus (yang menyerang Lapas Cebongan), kelompok ini yang mengapresiasi Pangdam. Jadi kelompok ini dikreasi, yang diibaratkan warga masyarakat memberikan apresiasi kepada Kopassus," ungkapnya.
"Ini memang ada
counter wacana sejak hari pertama, seolah tindakan Kopassus itu betul. Padahal, kan tidak seperti itu," sambungnya.
Apa tujuan memobilisasi massa memberikan dukungan kepada Kopassus?
"Tidak tahu. Kalau saya menduga, ini hanya satu upaya menunjukkan bahwa tindakan Kopassus betul. Saya pikir, mendukung Kopassus dengan tindakan pembunuhan itu dua hal yang berbeda. Kita dukung Kopassus dalam konteks yang profesional. Tapi bukan mendukung Kopassus menggunakan senjata, alat perang, untuk membunuh orang kayak begitu," jawab Haris.
[zul]
BERITA TERKAIT: