Pelaku serangan ke Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta, yang menewaskan empat tahanan dua pekan lalu adalah anggota TNI AD, khususnya dari kesatuan Kopassus, yang pernah dipimpin Ipar SBY tersebut.
"Tentu ini kisah pahit," jelas pengamat sosial-politik Syahganda Nainggolan kepada
Rakyat Merdeka Online (Jumat, 5/4).
Dengan kejadian ini, persepsi masyarakat selama ini Kopassus banyak melakukan kejahatan-kejahatan HAM seperti penculikan aktivis, sekarang diperkuat dengan stigma membunuh di wilayah sipil.
"Yang dibunuh itu bukan tawanan perang. Bahkan tawanan perang pun harus dilindungi," tegas Syahganda.
"Kan rakyat marah pada pemerintah atas kasus pelanggaran HAM ini. Kita saja marah kalau lihat tentara Amerika menganiaya tahanan Guantanamo," sambung mantan aktivis ITB ini.
Menurut Syahganda, hal ini akan berpengaruh pada citra Jenderal Pramono Edhie. Terlebih kalau dia mau maju pada pemilihan presiden 2014 mendatang. Bahkan, kata Syahganda, calon presiden yang pernah memimpin Kopassus juga kecipratan, akan dimusuhi rakyat.
"Kalau secara politik, effeknya buruk buat tokoh-tokoh Kopassus yang akan menjadi pemimpin bangsa seperti Prabowo Subianto, Pramono Edhie Wibowo, Sutiyoso dan lain-lain," ungkapnya.
Meski begitu, di akhir masa dinasnya ini, Jenderal Pramono Edhie Wibowo, masih bisa meninggalkan sejarah manis. "Dia harus ungkap ke publik kebobrokan TNI. Dia ungkap sesuatu yang harus diungkap," demikian Syahganda, Ketua Dewan Direktur Sabang Merauke Circle.
[zul]
BERITA TERKAIT: