Menurut bekas Koordinator Jaringan Islam Liberal yang dulu dikenal aktif mengkampanyekan nilai-nilai demokrasi itu, kalau SBY membajak Demokrasi, semua suara kritis termasuk Ray Rangkuti pasti akan diberangus.
"Kalau SBY membajak demokrasi, maka suara-suara kritis yang keluar dari orang-orang macam Ray Rangkuti sudah diberangus. Tapi kan dibiarkan leluasa," jelas Ulil, yang juga Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat ini sambil tersenyum saat dihubungi
Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Selasa, 2/4).
Sebelumnya, aktivis pro demokrasi, Ray Rangkuti menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah membajak demokrasi yang ada di Partai Demokrat. Karena dengan menjadi ketum umum, praktis semua posisi penting partai tersebut berada dalam genggamannya.
Selain Ketum, SBY sekaligus menjabat sebagai Ketua Majelis Tinggi, Ketua Dewan Pembina, Ketua Dewan Kehormatan. Ditambah jabatan Sekjen diduduki anaknya sendiri, Edhie Baskoro Yudhoyono.
Melihat keadaan tersebut, Ray Rangkuti mempertanyakan anak-anak muda dan aktivis-aktivis '98 yang ada di Demokrat, yang sama sekali tak bersuara melihat kenyataan pilihan yang tidak demokratis dan mengarah ke nepotisme politik tersebut. Padahal mereka, ujar Ray, lahir dan tumbuh dalam budaya demokrasi, bahkan ikut berjuang menjatuhkan Orde Baru agar salah satunya, praktek nepotisme politik dihapuskan.
[zul]
BERITA TERKAIT: