"SBY seakan tidak mau jadi ketua umum. Padahal, SBY memang mau dan mengatur seperti ini. Karena SBY ingin ambiil alih ketum dari Anas," ujar mantan Ketua DPC Cilacap Tri Dianto kepada
Rakyat Merdeka Online (Senin, 1/4).
"Ingat, kudeta yang pernah dilontarkan SBY tanggal 25 kemarin. Itu hanya isu murahan. Kudeta sebetulnya tanggal 30 kemarin, dimana SBY secara aklamasi ditetapkan jadi ketua umum," sambung Tri Dianto.
SBY, jelas Tri yang sebelumnya ngotot maju sebagai calon ketum Demokrat ini, mengkudeta Anas dengan cara santun. Yaitu, dengan memakai tangan KPK, yang menetapkan Anas sebagai tersangka hingga akhirnya mengundurkan diri.
Karena itu, Tri Dianto mendesak KPK jujur mengungkapkan siapa yang membocorkan draf surat perintah penyidikan (Sprindik) Anas Urbaningrum dan untuk kepentingan apa dibocorkan. "Saya yakin (sprindik bocor) ini ada hubungannya dengan KLB kemarin," demikian Tri Dianto.
[zul]
BERITA TERKAIT: