Polisi Pindahkan Empat Tahanan Karena Takut Markasnya Diserang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 29 Maret 2013, 09:52 WIB
Polisi Pindahkan Empat Tahanan Karena Takut Markasnya Diserang
dua dari jenazah empat tahanan lapas cebongan/ist
rmol news logo Pemindahan empat tahanan yang tewas ditembak orang tak dikenal di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB Cebongan, Sleman, Sabtu dinihari lalu dari ruang tahanan Markas Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta terus dipertanyakan.

Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B. Nahrawardaya menduga pemindahan empat tahanan dari Polda ke Lapas Cebongan sebagai langkah penyelamatan markas Polda dari kemungkinan serangan oknum aparat.

Karena itu, kemungkinan besar Polda sudah mengetahui jika empat tahanan tetap disimpan di Polda akan ada serangan.

"Saya menilai, pemindahan ke 4 TSK (tersangka) pembunuhan Sertu Santosa karena Polda mau cari selamat dan tidak berani berhadapan dengan gerombolan penyerang yang kemungkinan melibatkan aparat bersenjata," ujar Mustofa kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini (Jumat, 29/3).

"Polda trauma dengan  OKU Jilid 1 dan tak mau jadi OKU  jilid 2," sambungnya merujuk pada penyerangan dan pembakaran Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan oleh beberapa anggota TNI belum lama ini.

Karena itu, sambung Mustofa, dibutuhkan  standard operating procedure atau SOP agar tidak terjadi penggeseran lokasi TKP.

Empat tahanan yang tewas itu adalah Dicky Sahetapi alias Dicky Ambon, Dedi, Ali, dan YD alias Johan. Mereka tersangka kasus pengeroyokan seorang anggota Kopassus Heru Santoso hingga tewas Selasa (19/3) lalu.

Pengacara keempat tersangka itu sebelumnya, Rio Baskara, juga mempertanyakan pemindahan tersebut.

"Keempat tersangka masih di sel tahanan Polda DIY dan dipindahkan ke LP Cebongan sekitar pukul 11.00 WIB. Menurut kami janggal karena insiden penembakan terjadi selang 14 jam dari pemindahan," tandasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA