Demikian disampaikan peneliti Maarif Institute for Culture and Humanity, Endang Tirtana (Senin, 25/3), terkait soal wacana perlunya tokoh alternatif maju di Pemilihan Presiden 2014 mendatang.
Dalam hemat Endang, kalau pun beralih kepemimpinan itu ke sosok muda, tetap saja ada hubungan kekuasaan yang jelas tujuannya untuk mempertahankan dinasti politik.
"Apa keliru sistem patrimonial semacam ini berjalan lintas jaman dan generasi? sepanjang proses dilakukan dengan demokratis berdasarkan aspirasi masyarakat untuk hadirnya pemimpin harapan mereka, hal tersebut sah-sah saja," katanya.
Endang menjelaskan potret Indonesia saat ini masih kentalnya budaya patrimonial. Hal itu terlihat dari tokoh-tokoh sentral Parpol yang didominasi wajah-wajah lama.
"Sangat penting mendorong kepemimpinan yang segar, dan bisa jadi segar ini identik dengan segar pemikiran dan muda. Sejarah selalu menuntut perubahan dan menginginkan kepemimpinan baru yang muda yang akan membawa bangsa ini menjadi lebih baik," demikian Endang, yang juga tokoh muda Muhammadiyah ini.
[zul]
BERITA TERKAIT: