Kapolri Harus Periksa Perusahaan Belanda terkait Dugaan Penyelundupan 400 Ribu Butir Pil Extasy

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Sabtu, 23 Maret 2013, 08:48 WIB
Kapolri Harus Periksa Perusahaan Belanda terkait Dugaan Penyelundupan 400 Ribu Butir Pil Extasy
Timur Pradopo
rmol news logo Kapolri Jenderal Timur Pradopo didesak memeriksa keterkaitan perusahaan penerbangan KLM asal Belanda terkait penyelundupan 400 ribu butir pil extasy kelas super. Barang haram tersebut masuk ke Indonesia melalui penerbangan KLM 890, Belanda-Jakarta belum lama ini.

Desakan itu disampaikan Lira Anti Narkoba dan Aids (LANA) serta elemen mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Brigade Anti Narkoba dalam keterangannya kepada pers (Sabtu, 23/3).

"Barang haram berupa butiran pil extasy tersebut semua dalam dokumen menurut informasi disebutkan berjumlah 350 ribu butir, namun saat ditangkap di RM. Padang Raden Saleh, Jakpus jumlahnya mencapai 400 ribu butir. Ini harus dituntaskan dan dilakukan investigasi ke perusahaan penerbangan KLM," tegas Muhammad Rozi salah satu Ketua Brigade Anti Narkoba dan LANA.

Lebih lanjut mahasiswa yang juga Ketua DPP Jaring Mahasiswa Lira Indonesia (Mahali) itu, menjelaskan, proses hukum penangkapan sindikat Narkoba memang telah diproses di Mabes Polri, tapi itu masih baru pengedar kelas bawahnya.

Yang perlu ditangkap dan dibongkar adalah keterlibatan perusahaan penerbangan KLM itu. Sejauhmana perannya kenapa bisa sampai memasukkan barang haram tersebut ke Indonesia.

"Kami yakin ada keterlibatan oknum-oknum diperusahaan KLM tersebut dalam bisnis jaringan Narkoba dari Belanda sehingga masuk ke Indonesia. Kami juga menengarai praktek penyelundupan Narkoba ini tidak hanya sekali, tapi sudah sering serjadi namun dilindungi karena adanya sindikat jaringan Belanda-Jakarta," tandas Rozi lagi.

Menurutnya berbagai elemen mahasiswa dan ormas kepemudaan setelah melihat adanya modus penyelundupan tersebut marasa "terhina". Sebab ini merupakan penjajahan baru, penghancuran dan pembodohan bagi generasi muda Indonesia. Penangkapan pengedar Narkoba oleh Mabes Polri bukan ahir dari penyelundupan, tetapi awal untuk menyelidiki keterlibatan perusahaan KLM.

"Untuk itu kami mendesak Kapolri, Timur Pradopo bentuk tim untuk menyelidiki dan memeriksa sejauhmana oknum-oknum dan perusahaan penerbangan KLM milik Belanda ikut terlibat. Lebih-lebih karena diketahui jaringan sindikat pengedar Narkoba itu juga ada di Belanda. Jangan sampai generasi muda Indonesia lama-lama menjadi rusak," tanda Rozi. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA