Begitu disampaikan Direktur Eksekutif Institut Ekonomi Politik Soekarno Hatta, M. Hatta Taliwang, Jumat (1/1).
"Lewat kebijakan ekonomi, asing masuk melalui Letter of Intent (LOI), Bank Dunia, IMF, ADB dan badan dunia lainnya. Agen utamanya Mafia berkeley dan para penganut neolib. Outputnya, mayoritas rakyat terlempar jadi miskin. Sumber daya alam Indonesia dikuras habis untuk memperkaya negara tertentu dan memakmurkan sebagian antek dan aktornya dalam dunia bisnis di tanah air," kata Hatta.
Di sektor politik, asing masuk lewat berbagai kebijakan politik, antara lain Amandemen UUD 45, pembuatan UU dibiayai asing, dan agen-agen asing berkeliaran di hampir semua instansi. KPU bekerjasama dengan asing dalam melakukan "screening atau filtering" terhadap partai, tokoh dan lain-lain yang boleh lolos untuk kontestasi Pemilu dan Pilpres. Output yang kita dapat, DPR/DPRD mayoritas yang tidak jelas ideologinya, tidak punya visi kenegarawanan, transaksional dan bermental karyawan politik.
"Secara politik kita pun terjajah. Karena lewat aktor-aktor politik yang tidak bermutu Indonesia dikendalikan penguasa global," tegas Hatta.
Terakhir, asing menyusup melalui kebijakan sosial, agama, budaya, dan pendidikan yang makin liberal. Ditopang siaran televisi, alat telekomunikasi yang makin canggih. Outputnya memang ada yang positif tapi banyak juga yang negatif. Manusia pintar makin banyak tapi nuraninya kering, hedonis, korup, exibishionist, serakah, mudah diadu domba, fanatik sempit, sukuisme, dan egois. "Secara sosial budaya dan lain-lain kita tidak berkepribadian."
"Software Indonesia dikendalikan asing," tegas Hatta.
Menurut dia, bila kondisi ini terus kita biarkan, maka hampir pasti Republik ini tinggal nama dan terbenam dalam lumpur sejarah yang hina. Sebagai bangsa dan negara, kita sudah tersesat.
"Kembalilah ke jatidiri yang telah dirumuskan dengan baik oleh pendiri bangsa, yang rohnya ada dalam Pancaila dan UUD45 (asli). Hanya bangsa yang tahu dan sadar dengan jatidirinya dan membangun bangsa dengan keyakinannya sendiri yang bisa menjadikan bangsa besar dan kuat," demikian Hatta.
[dem]