Gaya komunikasi dan materi yang disampaikan Jokowi, panggilan dia, dalam acara debat kandidat, Minggu malam (16/9), menunjukkan pertentangan tersebut.
"Dia berkali-kali mengatakan aku dan saya. Untuk urusan ini itu aku ahlinya dengan cara dan nada bicara yang tinggi. Itu bukti dia arogan," ujar Direktur Eksekutif Masyarakat Pemantau Kebijakan Eksekutif dan Legislatif (Majelis) Sugiyanto, kepada
Rakyat Merdeka Online sesaat tadi (Senin, 17/9).
Dalam acara yang disiarkan live oleh Metro TV itu, Jokowi juga membuktikan dirinya sebagai orang yang ambisius. Menjawab pertanyaan Fauzi Bowo tentang konflik bathin dirinya sebagai walikota Solo tapi kini mencalonkan diri di Jakarta, Jokowi menjawab: "Masa harus di Solo terus, karir politik harus naik."
"Jawaban ini menunjukkan pencalonan Jokowi untuk kepentingan karir politiknya, bukan untuk pengabdian," simpul Sgy, panggilan Sugiyanto.
"Ini beberapa pernyataan Jokowi yang membuka kotak pandoranya sendiri. Selama ini dia menutup-nutupi dengan kata-kata merakyat, dan dekat dengan rakyat," tandas dia.
[dem]
BERITA TERKAIT: