Sudah sekitar setahun terakhir Denny Januar Ali punya dunia lain di luar dunia survei dan konsultasi politik yang merupakan trademark utama alumni Universitas Ohio, Amerika Serikat ini. Baru-baru ini Denny JA mendirikan Yayasan Denny JA untuk Indonesia Tanpa Diskriminasi. Yayasan ini menggunakan piranti kebudayaan untuk menyebarkan semangat Indonesia yang beragam dan toleran.
Beberapa bulan lalu pendiri Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) ini telah merampungkan buku puisi esai yang ditulisnya berjudul "Atas Nama Cinta". Buku yang terdiri dari lima puisi esai itu membicarakan berbagai tema menganai diskriminasi yang kerap mewarnai perjalanan cinta anak manusia.
Kelima puisi esai tersebut berjudul Sapu Tangan Fang Yin, Romi dan Yuli dari Cikeusik, Minah Tetap Dipancung, Cinta Terlarang Batman dan Robin, serta Bunga Kering Perpisahan.
"Kelima naskah itu soal kisah cinta yang terhalang dalam masyarakat Indonesia yang diskriminatif baik secara etnik, agama, gender, maupun orientasi seksual," ujar Denny JA kepada Rakyat Merdeka Online, Kamis (16/8).
Inovasi Denny JA tak berhenti sampai di situ. Lima naskah teater monoplay dan musikal telah ditulis oleh Indra Trenggono, Isti Nugroho, Simon HT, dan beberapa budayawan lainnya berdasarkan kelima puisi esai karya Denny JA itu. Budayawan Putu Wijaya tak ketinggalan ikut memberikan catatan akhir pada kumpulan naskah monoplay dan musikal itu.
"Naskah ini segera dijadikan bahan untuk festival teater dan lomba pentas teater di Jakarta, Bandung dan Jogjakarta. Ini kerja bareng budayawan menyentuh hati untuk Indonesia yang beragam," ujar Denny JA lagi sambil menambahkan setelah menjadi naskah drama dan film, dalam waktu dekat tema besar tersebut akan merambah dunia fotografi, lukisan, dan lagu.
"Ini adalah gerakan budaya untuk menyentuh hati: Indonesia Tanpa Diskriminasi," demikian Denny JA. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: