Pemilihan gubernur DKI Jakarta putaran II diharapkan tidak seperti pemilihan presiden 2004 lalu.
Demikian disampaikan Direktur Lembaga Kemitraan Pembangunan Sosial, Rissalwan Habdy, dalam diskusi publik 'Track Record Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI yang Tidak Terekspos," di Universitas Nasional, Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (15/9).
"Kita memiliki situasi yang sama tahun 2009, sama seperti saat SBY muncul. Kita cenderung percaya jika orang yang belum melakukan kesalahan, ya tidak salah dan orang yang sudah salah akan dinilai salah. Itu juga yang terjadi pada pasangan cagub-cawagub sekarang," papar Rissalwan.
Rissalwan juga berpendapat Jakarta yang ideal itu pada masa Ali Sadikin.
"Harusnya (di Jakarta) ada (tempat) prostitusi dan perjudian. Karena logikanya, dalam satu struktur sosial, harus ada sesuatu yang buruk yang kita buang, seperti setiap rumah yang harus ada kamar mandinya".
Ia juga berpendapat akan sulit menemukan orang yang mampu mengubah Jakarta. Tapi peluang akan selalu ada jika orang itu mengerti konteks. "Jangan sampai gagasan kita sebagai manusia yang cerdas itu terkotak-kotak oleh rasa jengah karena menginginkan perubahan," tandasnya. [zul]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: