Gunung Merapi kini bukan Gunung Merapi yang dulu lagi. Dapat dikatakan, Gunung yang terletak di utara Jogjakarta pada perbatasan dengan dengan Jawa Tengah itu telah berubah. "Dulu, di akhir setiap letusan Merapi selalu ada 'kubah lava'. Sementara kini, setelah letusan tahun 2010 lalu sama sekali tidak ada kubah lava, dan Merapi terbuka hingga kini," ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Dr. Surono.
Penjelasan Dr. Surono ini disampaikan untuk menjawab ramalan Kiai Mbeling Emha Ainun Najib tentang letusan Gunung Merapi usai Lebaran tanggal 20 Agustus nanti. Ketika berbicara di arena Kenduri Cinta di Taman Ismail Marzuku (TIM) pekan lalu (Jumat, 10/8), Cak Nun mengaku mendapatkan bisikan dari Allah melalui malaikat mengenai letusan itu.
Kata Cak Nun, letusan diperkirakan ke arah utara. Sementara gerakan asap yang biasa disebut sebagai wedhus gembel belum diketahui pasti.
Kembali ke penjelasan Dr. Surono yang kini akrab disebut Mbah Rono. Hal lain yang membuat ramalan itu patut diragukan karena Gunung Merapi tidak menunjukan peningkatan aktivitas.
"(Aktivitas Merapi), masih normal. Kecil kemungkinan akan meletus dalam waktu dekat, kecuali peningkatan aktivitas terjadi tiba-tiba secara signifikan," katanya lagi.
Dia juga mengatakan, kalaupun meletus kecil kemungkinan arah letusan ke utara atau ke arah Boyolali. Hal ini bukan karena ada Mbah Petruk, tetapi karena ada dinding Merapi Purba yang begitu kokoh. Dinding purba ini yang hampir tidak mungkin terbongkar. Letusan yang terjadi dua tahun lalu pun tidak ke arah utara karena dihambat dinding purba ini.
"Kawah Merapi terbuka ke arah selatan. Maka (bila meletus) letusan yang akan datang akan tetap mengarah ke selatan. Dinding bagian barat Merapi juga relatif tidak stabil dan tipis. Jika dinding ini terganggu dan longsor, kawah Merapi terbuka juga ke arah barat. Jika letusan ke arah barat, pakem Merapi kembali ke pola awal, sebelum 2006," Mbah Rono menerangkan. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: