"Sama ketika kita terjadi dulu di Ambon dan di Poso. Saya dulu juga tidak menginginkan negara lain masuk karena kalau masuk itu malah memperkeruh," kata manta Wakil Presiden Jusuf Kalla usai buka puasa bersama di kediamannya, Jalan Sekolah Duta V nomor 42 A Pondok Indah, Jakarta Selatan, Minggu malam (5/8)
"Nah ini bukan Indonesia yang tidak mau (membantu), tapi Myanmar yang tidak mau," sambung Jusuf Kalla, yang juga Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI).
Jusuf Kalla mengatakan bahwa persoalan etnis Tohingya bukan semata persoalan Myanmar belaka. Melainkan persoalan kemanusiaan secara umum. Sementara pendekatan untuk menuntaskan persoalan kemanusiaan ini harus dengan cara-cara yang baik sehingga situasi kembali harmonis.
Dalam kesempatan itu, Jusuf Kalla juga mengatakan bila pemerintah Myanmar sudah mulai terbuka. Di saat yang sama, utusan Paserikatan Bangsa-Bangsa dan Palang Merah juga sudah bisa masuk ke Myanmar.
[ysa]
BERITA TERKAIT: