Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika hari ini (Sabtu, 28/7) merilis peningkatan depresi tropis menjadi siklon tropis Saola di Samudera Pasifik timur Philipina. Posisi siklon tropis Saola saat ini berada di sekitar 14.5LU, 126.8BT (sekitar 1250 km sebelah utara Tahuna). Arah dan kecepatan gerak: Barat laut, dengan kecepatan 8 knot (15 km/jam). Diprediksikan akan menjauh dari wilayah Indonesia. Namun kekuatannya meningkat menguat dengan pergerakan cenderung ke arah barat laut.
Dijelaskan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dampak siklon tropis Saola akan menyebabkan hujan dengan intensitas ringan, sedang dan tinggi di wilayah Kalimantan Timur bagian utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat bagian utara.
Gelombang laut dengan tinggi 2-3 meter berpeluang terjadi di Laut Banda bagian utara, Perairan Kep. Banggai-Kepulauan Sula, Laut Maluku bagian selatan, Perairan Kep. Raja Ampat, Perairan Fak Fak di Kaimana, Perairan Yos Sudarso di Merauke.
Siklon tropis Saola juga akan menimbulkan gelombang dengan ketinggian 3-4 meter berpeluang terjadi di Perairan Kep. Sangihe, Perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, Laut Maluku bagian utara, dan gelombang dengan ketinggian 4-5 meter berpeluang terjadi di Samudera Pasifik utara Halmahera, Perairan Kepulauan Talaud.
"Siklon tropis ini dapat menimbulkan banjir, longsor dan kecelakaan lalu lintas di perairan laut," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi sesaat tadi (Sabtu, 28/7).
"BPBD provinsi dan kabupaten/kota diimbau juga terus siaga," kata Sutopo lagi.
Ditambahkan dia, siklon tropis telah menyebabkan banjir bandang dan longsor yang terjadi dalam dua minggu terakhir di bagian utara Indonesia, seperti banjir dan longsor di Sangihe, Padang, Maluku, Papua, Gorontalo dan sebagainya.
[dem]
BERITA TERKAIT: