Kelangkaan kedelai di pasaran disebabkan kekurangmampuan pemerintah mengelola persediaan kedelai. Sehingga gagal menahan laju kenaikan harga kedelai selama beberapa minggu terakhir. Kelangkaan dan meroketnya harga kedelai ini berdampak pada perajin tahu dan tempe dimana kedelai adalah bahan utamanya.
Demikian disampaikan Ketua Fraksi Partai Golkar, Setya Novanto saat jumpa pers di ruang Fraksi Golkar, lantai 12 Gedung Nusantara 1 DPR, Senayan, Jakarta, Jumat, (27/7).
"Sebagian besar perajin tahu tempe melakukan mogok produksi yang direncanakan hingga 27 Juli 2012. Para perajin itu tercekik akibat kenaikan haraga yang sebelumnya Rp5.000 menjadi Rp 8.000 per kilogram, atau sebesar 35-40 persen," jelasnya.
Kelangkaan kedelai karena tergantungan pada kedelai impor dari Amerika Serikat. Sementara di negara Paman Sam tersebut, saat ini terjadi musim kering. Hal ini mengakibatkan industri lokal berbahan baku kedelai rentan dengan gejolak harga.
"Ketergantungan ini cermin ketidakmampuan pemerintah untuk menjaga pangan nasional yang dikwatirkan akan menimbulkan gejolak sosial mengingat pangan merupakan hal yang fundamental bagi kita," ujar Setya.
Indonesia memiliki produksi kedelai nasional diperkirakan mencapai 900 ribu ton. Angka tersebut masih kurang 1,7 juta ton untuk memenuhi kebutuhan nasional yang kini mencapai 2.6 juta per ton.
"Kalau dibiarkan, tiap tahun kita akan selalu tergantung dari impor sehingga rentan terhadap gejolak kenaikan harga yang akan mengancam industri kecil khususnya para pengusaha tahu tempe," demikian Setya. [zul]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: