Kepada
Rakyat Merdeka Online, sesaat tadi (Minggu, 24/6), Nurhayati terkesan tak mau membicarakan masalah itu lagi. Dia tak mau dikonfirmasi apakah teguran kepada Ruhut itu benar-benar ada atau tidak.
Seperti dikutip
Media Indonesia Online, Kamis (21/6) lalu, di gedung DPR Nurhayati mengaku baru meminta Ruhut untuk bertemu dirinya dan memberikan surat teguran. Menurutnya, pemberian Surat Peringatan merupakan mekanisme internal yang lumrah karena Ruhut dinilai tidak mentaati peraturan.
Sementara Ruhut sendiri, saat dikonfirmasi, malah balik menantang Nurhayati.
"Memang siapa dia, bisa kasih peringatan sama aku, dia juga masuk PD di tengah jalan sama sepertiku. Jadi nggak usah sok jago. Kalau jagoan, bikin saya di-recall dari DPR," tantang Ruhut seperti diberitakan di media yang sama.
"Sudah kubilang kalau dia bisa menjamin nama yang disebut Nazaruddin itu tidak terlibat baru Ruhut diam. Sudahlah kuanggap dia seperti nenek lampir saja," ucap Ruhut lagi waktu itu.
Sementara kepada
Rakyat Merdeka Online tadi siang, Ruhut malah menegaskan bahwa kabar teguran seperti yang disampaikan Nurhayati tidak pernah ada. Bahkan Nurhayati sendiri, menurut Ruhut berdasarkan pemberitaan di media Suara Pembaruan, sudah membantahnya.
"Aku masuk partai karena SBY, jadi DPR juga karena SBY. Aku masuk partai karena ingin mencegah korupsi. Silakan, siapa yang berani? SBY menegaskan perang melawan korupsi" katanya.
"Jangan bertindak sembarangan dan serampangan, bisa-bisa kena tulah dari Ruhut nanti," ucap Ruhut memperingatkan.
Alasan Nurhayati tak mau menjawab pernyataan Ruhut yang terakhir adalah karena masalah tersebut masalah internal partai.
"Ini masalah internal kita, masalah fraksi. Kenapa media nanya-nanya terus? Kita punya mekanisme internal! ucapnya dengan nada tinggi.
Saat didesak apakah surat teguran tersebut ada, Nurhayati yang baru jadi Ketua Fraksi Partai Demokrat sekitar sebulan itu tetap bergeming. Dia terkesan tak peduli dengan klarifikasi Ruhut kepada media.
"Biarin aja, mengapa saya harus mengumumkan ke media. Jangan konfirmasi saya soal itu. Ada banyak isu, soal perbatasan atau alutsista misalnya," tandasnya.
Yang jadi pertanyaan, mungkinkah Nurhayati tidak berani perang terbuka dengan Ruhut?
[dem]
BERITA TERKAIT: