"Pertama-tama, saya turut prihatin dan turut berduka cita atas musibah jatuhnya pesawat Fokker TNI AU," ungkap anggota Komisi Perhubungan DPR, Saleh Husin, kepada
Rakyat Merdeka Online (Kamis, 21/6).
Kecelakaan pesawat jenis Fokker 27 bukan kali ini saja terjadi. Bila pada kecelakaan tadi siang terjadi saat menjalankan misi latihan rutin, pada April 2009 lalu Fokker 27 mengalami kecelakaan di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, saat pesawat sedang dalam misi memberikan dukungan terjun paralanjut tempur A33. Faktor usia pesawat ditengarai menjadi penyebab kecelakaan pesawat buatan Belanda tersebut.
"Kita semua tahu kalau pesawat Fokker adalah pesawat yang sudah usia tua yang mana pabriknya saja sudah tutup," sambung Sekretaris Fraksi Hanura ini.
Pesawat Fokker 27 diproduksi tahun 1975 dan dipakai oleh TNI AU sejak tahun 1976. Karena itu, Saleh menyarankan agar semua jenis pesawat itu tidak digunakan lagi. Walaupun diakuinya, bahwa kecelakaan pesawat ini tidak masuk dalam Tupoksi Komisi V DPR. Karena ini adalah pesawat TNI AU.
"Untuk itu saran kami, sebaiknya pesawat-pesawat Fokker sudah tidak digunakan lagi terutama TNI karena suku cadangnya saja sudah kebanyakan dikanibal. Kasihan perwira-perwira terlatih kita yang gagah perkasa harus dengan sedikit nekat masih harus menerbangkan pesawat-pesawat yang usia tua tersebut. Lebih baik kita dengan pesawat yang sedikit tapi masih usia muda dengan teknologi yang lebih modern," demikian Saleh.
[zul]
BERITA TERKAIT: