Prof. Tjipta Lesmana: Pada Akhirnya Anas Akan Mundur Juga

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Jumat, 15 Juni 2012, 22:55 WIB
Prof. Tjipta Lesmana: Pada Akhirnya Anas Akan Mundur Juga
tjipta lesmana/ist
RMOL. Setahun diterpa pemberitaan korupsi, Anas Urbaningrum masih kokoh menjadi orang nomor satu di Partai Demokrat. Pertengahan tahun lalu, Anas disebut terlibat korupsi Wisma Atlet Jakabaring dan proyek PLTS. Belakangan, dia disebut terlibat megaproyek Hambalang senilai Rp 2,5 triliun.

Pakar politik dan komunikasi, Prof. Dr Tjipta Lesmana, yakin Anas pada akhirnya akan mundur juga dari kursi ketua umum Partai Demokrat.

"Saya percaya itu," ucap dia dalam talkshow di Jak TV sesaat lalu (Jumat, 15/6)  

Anas bisa mundur, kata dia, kalau tekanan terhadap dirinya semakin berat. Siapapun orang, kalau terus ditekan, maka tidak akan kuat dan pada akhirnya akan mundur juga.

Anas sendiri sebelumnya, pada pekan ke tiga September 2011, pernah menjalani pemeriksaan penyidik KPK. Saat itu dia diperiksa terkait kasus PLTS di Kemenakertrans tahun anggaran 2008 dimana menutut Nazaruddin, Anas lah otak korupsi PLTS. Dalam kasus Hambalang, Anas belum pernah diperiksa penyidik. Dalam kasus ini Anas disebut menerima fee Rp 100 miliar dari PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya, dua kontraktor pelaksana proyek. Anas menggunakan fee ini sebagai modal pencalonan dirinya dalam kongres di Bandung.

Bekas Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin menyebut Anas bisa mengalahkan Marzuki Alie dan Andi Mallarangeng dalam kongres karena membagi-bagikan uang kepada pengurus DPD-DPD dan DPC-DPC. Ismiyati Saidi, salah seorang pesarta kongres yang waktu itu Ketua Dewan Pimpinan Cabang Demokrat Boalemo, Gorontalo, membenarkan bagi-bagi uang oleh tim sukses Anas tersebut. Kata dia, yang diterimanya adalah uang sekitar Rp100 juta dan sebuah Blackberry type Gemini.

Meski Anas belum pernah diperiksa KPK, tapi pada pekan keempat April lalu, istrinya, Athiyyah Laila, menjalani pemeriksaan. Ia diperiksa terkait posisinya sebagai mantan komisaris PT Dutasari Citralaras yang merupakan salah satu perusahaan yang menjadi subkontraktor PT Adhi Karya dalam proyek Hambalang.

Sebagian kalangan menilai SBY, sebagai sesepuh partai Demokrat, berkeinginan untuk mendepak Anas. Hal itu terlihat dari pertemuan SBY dengan ketua DPD Demokrat se nusantara di Cikeas dan dengan para pendiri dan deklarator Partai Demokrat dua hari lalu. Dalam kedua pertemuan tersebut Anas tak dilibatkan. Malahan di hadapan para pendiri partai, SBY meminta kader yang melanggar fatsun partai, yakni Cerdas, Bersih dan Santun, segera mengundurkan diri.

Tadi sore, Ketua Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat, Ventje Rumangkang, meminta KPK segera mengumumkan dan menghukum bila ada kader-kader Demokrat yang terbukti bersalah, termasuk Anas Urbaningrum.

"Kalau dia (Anas) bersalah ya KPK segera ambil tindalan hukum. KPK segera umumkan. Kalau tidak (bersalah), rehabilitasi. (Bila dibiarkan) masalah ini menganggu PD." [dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA