"Padahal yang kita lihat, mereka yang terlibat korupsi juga beruang. Mereka korupsi karena rakus, terus merasa kurang. Problem korupsi lebih pada integritas diri yang sama sekali tak bisa diukur dengan materi atau uang," kata Bakir kepada
Rakyat Merdeka Online (Sabtu, 10/6).
Ditambahkan, langkah Nasdem tersebut bisa menghambat rekrutmen politik partai yang berkualitas, karena landasannya dipijakkan lebih kepada uang. Motivasi berpolitik terarah lebih pada orientasi kuantitatif (uang) yang menggiurkan daripada orientasi kualitatif (integritas atau kompetensi).
"Ini akan merusak mekanisme rekrutmen politik yang selama ini memang sudah rusak. Sejatinya sebagai partai baru yang secara popularitas cukup baik, Nasdem bisa memberi warna baru. Tapi dengan langkah ini, Nasdem tak ada beda dengan partai yang ada selama ini dengan segala cacat yang dikandungnya," imbuh Bakir.
"Nasdem melihat integritas diri politisi bisa diselesaikan dengan uang. Sebuah logika simplistis sekaligus bisa menyesatkan arah politik yang sejatinya agung," imbuh Bakir lagi.
[dem]
BERITA TERKAIT: