"Saya tidak jarang menerima telepon dari anggota DPR yang curhat, menyatakan betapa mirisnya hati mereka. Sedih karena masyarakat itu cenderung berikan penilaian umum, satu dua orang melakukan (korupsi) tapi semua kena nilai buruk," kata pemerhati parlemen dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia, Sebastian Salang, saat mengisi diskuski bertajuk "DPR Terkorup" di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (9/6), yang disiarkan live oleh Sindo Radio.
Kebanyakan mereka yang mengeluh adalah anggota yang kerjanya baik dan hidup sederhana. Lanjut Salang, mereka sedih dengan apa yang muncul tapi tak bisa berbuat apa-apa karena sistem yang membuat mereka tak berdaya.
"Orang yang sederhana bekerja sesuai tugas mereka, rata-rata tak punya kekuasaan di parpol. Biasanya yang punya pengaruh adalah mereka yang lebih besar setorannya ke parpol, lalu mereka diberikan peran lebih," umbarnya.
Nah, mereka yang frustasi dan tidak bisa melakukan apa-apa karena perannya dikecilkan parpol akhirnya memilih mundur. Salah satu contohnya, sebut dia, apa yang dilakukan anggota Komisi X DPR dari Partai Demokrat, Tere Pardede. Tapi ada juga anggota DPR yang tetap nekat "bernyanyi" walau tidak diberikan peran oleh parpolnya, meski tidak banyak politisi yang punya karakter demikian.
"Mereka (anggota DPR) yang baik tidak bisa jadi kekuatan signifikan," lugas Salang.
[ald]
BERITA TERKAIT: