Kelemahan dan Kematian Hati Nurani Rezim SBY Dibakar di Gedung DPR

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/muhammad-q-rusydan-1'>MUHAMMAD Q RUSYDAN</a>
LAPORAN: MUHAMMAD Q RUSYDAN
  • Rabu, 23 Mei 2012, 18:44 WIB
Kelemahan dan Kematian Hati Nurani Rezim SBY Dibakar di Gedung DPR
foto/rmol
RMOL. Massa dari Gerakan Anti SBY (GAS) mengusung tiga tuntutan rakyat dalam aksi yang mereka lakukan di depan gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta tadi siang, yakni turunkan harga, turunkan pemerintahan SBY-Boediono, dan cabut UU yang menyengsarakan rakyat dan bertentangan dengan UUD 1945. Ketiga tuntutan mereka kemas menjadi Tritura 2.0.

Rezim SBY menurut mereka, merupakan rezim korup dan maling di negaranya sendiri. Selain itu, rezim SBY juga tidak punya hati nurani. Dalam aksinya, massa GAS salah satunya melakukan aksi bakar pocong.

"Pocong simbol kelemahan, ketidakberdayaan dan kematian hati nurani. Sekarang kita bakar sebagai bentuk kemarahan kita terhdapan rezim," seru aktivis GAS, Fajar, dalam orasinya (Rabu, 23/5)

Aksi bakar pocong menjadi penutup aksi yang dilakukan massa GAS yang sebelumnya melakukan long march dari gedung TVRI. Setelah itu massa membubarkan diri dengan tertib.

Bagi GAS, rezim SBY adalah rezim korup dan gagal mengelola keuangan negara.

"Tidak ada stabilitas ekonomi, pemerintah hanya beretorika dengan statistik tanpa bisa mengelola keuangannya dengan baik" kata Fajar, mahasiswa UNJ itu.

Di lain sisi, sambung dia, kebijakan impor beras yang dilakukan sangat "menggila" dan malah banyak lahan yang berubah menjadi tempat industri.

"Krisis pangan dan disintegrasi bangsa semakin besar," serunya.[dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA