"Isu reshuffle ini merupakan salah satu bentuk kegenitan politik partai yang lapar kekuasaan," karta pengamat politik Universitas Indonesia, Iberamsjah, dalam diskusi "Reshuffle atau Ganti Presiden" di Rumah Perubahan 2.0, Komplek Duta Merlin, Jakarta, Selasa (8/5).
SBY selalu dibuat bingung dengan tingkah Sekretariat Gabungan yang semakin membelenggu dia. "Setgab menciptakan banyak lagi tawar menawar dalam politik dan belum tentu memberikan perubahan," lanjutnya.
Kini, masih menurut profesor Iberamsjah, kabinet SBY-Boediono sudah di titik nadir. Kabinet melupakan tugas menciptakan kesejahteraan rakyat, menciptakan rasa aman, menjaga martabat bangsa, menjaga integrasi bangsa dan memberikan peran penting di dunia internasional. Fakta itu yang membuat banyak orang sampai pada kesimpulan radikal untuk mengubah situasi bangsa.
"Rombak total negara ini, ganti presiden dan ganti partai yang sudah ada," serunya.
[ald]