Dalam pidato di kantor DPP Demokrat pada Minggu 1 April itu, SBY juga menyatakan kegeramannya kepala-kepala daerah yang membangkang pada kebijakan pemerintah pusat. SBY juga menyindir mantan Presiden Megawati Soekarnoputri yang sempat memerintahkan kadernya turun ke jalan menolak kenaikan harga BBM.
Wasekjen DPP Partai Demokrat Ramadhan Pohan menolak kalau pidato pimpinannya itu dianggap terlalu berlebihan dan menunjukkan ciri pemimpin yang suka mengeluh.
"(SBY) tidak pernah curhat ke kader, kalau kita curhat ke SBY itu yang sering. Intinya memberikan pencerahan kepada kita untuk menampilkan konsistensi dari A sampai B," kata Ramadhan kepada wartawan di gedung DPR , Rabu (11/4).
Dia tegaskan bahwa SBY tidak pernah mempermasalah pemberontakan anggota koalisinya sebelum keputusan akhir soal harga BBM diambil, selain sikap PKS yang dari sejak awal memang suka membangkang.
Ramadhan lagi-lagi membela argumentasi Partai Demokrat bersama pemerintah yang tetap bertahan pada opsi kenaikan harga BBM. Menurutnya, kalau SBY mau aman citranya, SBY tinggal melakukan pinjaman luar negeri yang pembayarannya dibebankan ke presiden selanjutnya.
"Soal BBM subsidi ini harus dikurangi, diarahkan ke yang miskin. Kalau misalnya SBY mau aman, tinggal pinjam luar negeri dan mengutang, tapi itu tidak dilakukan SBY. Kalau itu dilakukan meninggalkan beban kepad presiden yang selanjutnya," ujarnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: