Penganut Yahudi yang notabene adalah bangsa Israel, memaknai Paskah sebagai perayaaan atas kasih Allah yang membebaskan bangsa Israel dari perbudakan ratusan tahun bangsa Mesir, dengan mengorbankan anak domba sulung yang darahnya dioleskan di setiap pintu rumah agar terhindar dari maut, dan dagingnya dimakan dengan roti yang tak beragi.
Peringatan kasih Allah dalam pembebasan yang disebut Paskah orang Yahudi itu, dahulu juga dirayakan oleh Yesus Kristus, yang menggunakan momentum itu sebagai waktu yang tepat untuk mengorbankan diriNya sebagai "Anak Domba" Allah yang menebus dosa dunia dan akhirnya mati di kayu salib. Sesuai dengan rencana Allah yang menjelma menjadi manusia yang hidup, dalam rangka menebus dosa dunia agar manusia memperoleh jalan keselamatan. Di dalam makna Paskah Yahudi, Allah memerintahkan Musa hanya untuk membebaskan umat Israel dari perbudakan bangsa Mesir.
Sedangkan makna Paskah bagi kaum Kristiani, Yesus "Sang Anak Domba" Allah mengorbankan diriNya dengan mati di kayu salib sebagai penebusan dosa seluruh umat manusia agar manusia terbebas dari perbudakan nafsu jahat manusia dan Iblis, agar manusia memperoleh keselamatan abadi.
Yesus yang menurut kepercayaan umat Kristiani disalibkan pada hari Jumat, dan kematianNya selalu diperingati umat Kristiani sebagai Hari Jumat Agung, pada hari yang ketiga bangkit dari antara orang mati dan dirayakan sebagai Hari Raya Paskah yang diselenggarakan pada hari ini dan besok di seluruh gereja di dunia.
Kematian dan kebangkitan Kristus itu sangat penting, karena tanpa kebangkitan Kristus, iman Kristen runtuh tidak ada apa-apanya. Karenanya umat Kristen hendaknya memahami dan menghayati mendalam makna Paskah ini, agar umat tidak sampai mudah jatuh dalam pengaruh iblis dan kejahatan di kehidupan ini.
Di dalam perayaan Malam Paskah hari ini, yang diadakan di seluruh gedung gereja, sebuah lilin besar akan dinyalakan sebagai simbol Kristus terang dunia, yang bangkit dari kegelapan dan akan menerangi segenap hati dan jiwa manusia dari kegelapan agar kita berani menyangkal kejahatan dan berani menolak segala bentuk tawaran yang menyesatkan.
Umat Kristiani harus bisa meneladani pengorbanan Kristus dengan menjadi garam dan terang di tengah-tengah lingkungannya, membuat hal-hal yang positif di tengah lingkungan yang tidak adil dan berani menegakkan keadilan.
Di tengah-tengah ketidakbenaran harus berani menyuarakan suara kebenaran. Di tengah-tengah kehidupan yang penuh kedengkian harus berani membawa kedamaian. Di tengah-tengah kehidupan yang tidak jujur, penuh dengan korupsi, harus berani membawa kejujuran yang tulus. Di tengah-tengah masyarakat yang munafik, harus berani tampil apa adanya. Di tengah-tengah keputusasaan harus berani memberi pengharapan.
Semuanya itu bisa terlaksana bila dilandasi dengan cinta kasih yang mendalam dan dilakukan terhadap orang lain secara terus menerus. Dengan landasan cinta kasih itu maka orang di sekeliling kita akan dapat merasakan Terang Kristus seperti terang cahaya lilin di dalam kegelapan.(***)
BERITA TERKAIT: