Pemecatan Jafar Hafsah sebagai Ketua Fraksi Demokrat menunjukkan bahwa partai penguasa itu sedang panik dalam menanggapi derasnya aksi penolakan kenaikan harga BBM.
"Ya itu indikasi elit Partai Demokrat sedang mengalami kepanikan dan perpecahan," jelas pengamat politik AS Hikam kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini.
Selain derasnya penolakan masyarakat, juga karena semakin menguatnya penolakan dari parlemen. Apalagi kalau sampai skenario Rapat Sidang Paripurna Centurygate terulang pada sidang Paripurna hari ini. Karena PKS dan Golkar sudah menyatakan menolak kenaikan harga BBM.
"Kalau PPP juga ikut menolak, itu seperti sidang Paripurna Century," jelasnya.
Melihat penolakan dari masyarakat dan partai politik itu, Ketua Fraksi Demokrat Jafar Hafsah melakukan tindakan yang tidak kontrol. Pernyataan Jafar bahwa Aburizal mengusulkan kenaikan harga BBM Rp2000 per liter jelas sebuah blunder.
"Itu menjadi semacam trigger (bagi Golkar untuk menolak). Itukan luar biasa menuduh satu pimpinan partai dalam hal Golkar dengan tuduhan seperti itu. Itukan sama saja dengan mengatakan Golkar berkhianat. Makanya, daripada berpolemik, sekalian dia (Golkar) menolak," beber Hikam.
Meski begitu, menurutnya, pemecatan Jafar itu sebenarnya terlambat. Karena Jafar sudah selalu membuat blunder. [zul]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: