Pengakuan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi bahwa dirinya tidak menandatangani surat penolakan rencana pemeintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada tahun 2005 lalu saat menjabat gubenur Sumatera Barat disangkal.
"(Dia) tanda tangan ketika itu. Ya dia ikut (tanda tangan)," ungkap Ketua Umum DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sumatera Barat 2004-2006, Toni Markos kepada Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Rabu, 28/3).
Dia mengungkapkan, pada Kamis 29 September 2005, semua ormas kepemudaan yang ada di Padang menolak rencana kenaikan harga BBM yang akan diberlakukan pemerintah per 1 Oktober 2005. Selaim IMM, ormas pemuda yang ikut demo saat itu adalah, antara lain, HMI, KAMMI, BEM Unand, dan BEM IAIN. "Banyak waktu itu. Organisasi ekstra dan intra kampus waktu itu demo bareng," jelasnya.
Setelah ditandatangani bersama termasuk, Gamawan Fauzi, surat itu kemudian dikirim ke Presiden SBY lewat fax. "Presiden BEM Unand ketika itu yang fax," tandasnya.
Sebelumnya, Gamawan menyangkal bahwa dirinya ikut menandatangani surat penolakan kenaikan harga BBM.
"​Saya hanya menerima pendemo tolak BBM dengan Ketua DPRD dan mereka minta kami mengetahui saja tuntutan mereka itu," ujar Gamawan Fauzi lewat pesan singkat kepada Rakyat Merdeka Online siang ini (Rabu, 28/3). [zul]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: