Maka, wajarlah jika kemudian banyak yang berpendapat, ini adalah upaya rezim membungkam sikap kritis mahasiswa dan pemuda.
Untuk menangkal tuduhan itu, sesampainya di Jakarta, ke-87 mahasiswa dan pemuda itu harus ikut turun ke jalan dan menolak kenaikan harga BBM.
"Mahasiswa yang ke Cina, begitu sampai di Jakarta, sebelum pulang ke rumah, harus kita tantang untuk demo ke depan Istana (untuk menolak kenaikan harga BBM). Kita lihat, apakah meraka mau?" kata mantan aktivis mahasiswa era 98, Ray Rangkuti selepas diskusi di Kantor Kontras, Jalan Borobudur, Jumat (23/3).
Sebelumnya, Jurubicara Presiden SBY, Julian Aldrin Pasha membenarkan ada 87 mahasiswa dan pemuda yang ikut SBY ke Cina. Namun, Julian menegaskan, 87 mahasiswa itu tidak masuk dalam rombongan Istana atau berangkat dengan menggunakan pesawat kepresidenan. Biaya keberangkatan mereka pun tidak dibebankan kepada APBN tetapi sudah ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah Cina, termasuk akomodasinya.
[arp]
BERITA TERKAIT: