Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebenarnya tidak punya alasan lagi kecuali mendukung kadernya sendiri untuk maju pada pemilihan gubernur DKI Jakarta pada Juli mendatang. Kader yang dimaksud adalah Joko Widodo, yang saat ini menjabat Walikota Solo.
"Aspek elektabilitas, aspek citra positif, bahkan aspek kemungkinan menang mengalahkan Fauzi Bowo, bahkan aspek finansial, Jokowi jauh lebih siap dibanding dengan Nono Sampono sebenarnya," jelas pengamat politik Hasan Nasby kepada Rakyat Merdeka Online kemarin.
"Jokowi memang tampil sederhana. Tapi dia bukan orang kelas teri. Dia pengusaha eksportir. Untuk DKI dia punya kemampuan jauh dari cukuplah. Memang tidak sebanyak Fauzi Bowo tapi lebih dari cukuplah," sambung Hasan.
PDI Perjuangan saat ini menjaring dua nama untuk diusung. Yaitu Jokowi dan Nono Sampono. Sementara Nono sendiri sudah diusung oleh Partai Golkar berpasangan dengan Alex Noerdin.
Lalu siapa pasangan Jokowi? Menurut Hasan, pasangan ideal Jokowi adalah pengusaha muda Sandiago Uno. Diyakini pasangan itu akan bisa mengalahkan calon incumbent. Sandiaga yang memiliki citra muda, pengusaha, dan bersemangat, akan membuat orang untuk tidak golput. Karena pasangan ini memberikan harapan baru untuk Jakarta. Tapi, masalahnya adalah partai koalisi, yang akan mendukung mereka tidak akan terima.
Karena itu alternatifnya, Jokowi berkoalisi dengan Partai Gerindra. Memang, Ketua DPD Gerindra Jakarta Taufik menyatakan dukungan kepada Nono. Tapi, menurut Hasan, prioritas pendiri Gerindra, Prabowo Subianto dan Hasyim Djojohadikusumo adalah mendukung Jokowi berkoalisi dengan PDIP. Tinggal sekarang, tambah Direktur Eksekutif Cyrus Network ini, Prabowo mencari tokoh nasional Gerindra untuk dipasangkan dengan Jokowi. [zul]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: