Aktivis 98 Adian Napitupulu mengatakan, setidaknya ada lima analisa yang mendasari pertemuan yang tidak biasa itu. Pertama, menajamnya kisruh aneka korupsi di tubuh Partai Demokrat. Kedua, konflik di internal eksekutif tentang rencana mundurnya Boediono dan empat menteri.
Ketiga, niat KPK untuk membongkar mega korupsi Century. Keempat adanya pertemuan ratusan kampus seluruh Indonesia yang akan disusul rencana aksi mahasiwa besar-besaran di bulan Maret dengan didukung berbagai elemen masyarakat. Dan terakhir, terkait isu adanya 5 ribu pasukan AS di Australia yang konon dipersiapkan untuk menyelamatkan warga AS karena adanya kemungkinan situasi genting di Indonesia dalam waktu dekat.
"Kelima hal itu membuat SBY sangat khawatir dan coba bernegosiasi dengan lembaga tinggi negara agar dirinya diberi kesempatan hingga 2014. Orang-orang dekat SBY menyadari bahwa mereka sudah tidak mampu lagi melindungi SBY sehingga harus SBY sendirilah yang bernegosiasi dengan lembaga-lembaga tinggi negara lainnya," kata Adian kepada
Rakyat Merdeka Online (Senin, 20/2).
Ia menambahkan, pertemuan SBY dengan lembaga-lembaga tinggi negara hari ini, secara psikologis politik menunjukan bahwa SBY sudah tidak percaya diri (PeDe) karena menyadari ia telah ditinggalkan orang-orang sekelilingnya dan sudah tidak lagi mempercayai orang-orang disekelilingnya.
"Ini adalah psikologi pemimpin yang dihantui kepanikan dan kebingungan yang umumnya menjadi awal dari langkah-langkah kalap yang menjadi trigger kejatuhannya," sebut dia.
Menurut Adian, pertemuan tersebut merupakan negosiasi politik yang mubajir karena tidak akan merubah apa-apa selain berupaya menyebarkan ilusi pemilu pada para politisi dengan harapan para politisi sanggup meredam gejolak politik yang bisa berujung pada penjatuhan SBY.
[dem]
BERITA TERKAIT: