Istri John Kei, Yulianti yang memakai baju warna pink didampingi dua pengacara keluarga, Jamaludin Koedoeboen dan Alam Simamora saat mendatangi komplek Mabes Polri.
"Nanti saja saya beri keterangan setelah selesai melapor ya," kata Yulianti singkat saat dicegat wartawan beberapa saat lalu, Senin (20/2).
Kapolda Metro Jaya Irjen Untung Suharsono Radjab juga dilaporkan ke Divisi Profesi Pengamanan Mabes Polri karena sempat lama menghalang-halangi hak keluarga bertemu tersangka sejak hari penangkapan.
John Kei ditangkap polisi pada Jumat malam (17/2) atas dugaan keterlibatannya di pembunuhan bos PT Sanex Steel Indonesia (SSI), Tan Harry Tantono alias Ayung (45) pada 26 Januari. Namun penembakan pada kaki kanannya oleh salah seorang perwira polisi dengan senapan laras panjang dipertanyakan pihak keluarga John Kei.
Saat diringkus, John Kei mengaku sudah menyerah tapi tetap dipukuli dan kemudian ditembak kakinya. Selain itu, John Kei kala itu sama sekali tidak di bawah pengawalan anak buahnya, dan hanya ditemani seorang perempuan berinisial AF. Sedangkan jumlah aparat dari unit Resmob Polda Metro Jaya yang mengepung kamar John Kei diperkirakan minimal 75 orang.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, menegaskan, penembakan itu dilakukan pihaknya karena John Kei melawan saat hendak ditangkap. Tapi dia benarkan bahwa John tidak dikawal anak buahnya.
"Tidak ada rekan-rekan JK pada saat ia ditangkap di kamar hotel C'ONE Pulo Mas, Jakarta Timur. Di kamar hotel nomor 501 itu hanya ada JK dan AF," ujar Rikwanto.
Pengacara John Kei, Taufik Chandra, kepada media massa menegaskan keyakinannnya bahwa John Kei tidak terlibat pembunuhan Ayung. Bahkan, menurut Taufik, justru John Kei yang menyarankan para pelaku menyerahkan diri. John sangat marah mendengar informasi anak buahnya membunuh Ayung yang tak lain adalah teman dekatnya.
Ayung adalah teman John Kei sejak tahun 2007 saat sama-sama ditahan di Polda Metro Jaya.
[ald]
BERITA TERKAIT: