Akhir Januari tahun ini pemerintah Amerika Serikat memboikot produk sawit Indonesia. Menurut pengamat intelijen Wawan Purwanto, alasan yang digunakan AS yakni karena crude palm oil Indonesia tidak ramah lingkungan, terlalu mengada-ada dan dipaksakan. Menurut Wawan, boikot itu memperlihatkan keinginan kuat AS melumpuhkan ekonomi Indonesia. Di samping itu, dia juga mengendus keterlibatan jaringan LSM internasional di balik boikot ini.
“Penolakan produk CPO Indonesia sangat erat dengan persaingan global. Indonesia sebagai negara dunia ketiga memang sering dikalahkan lewat isu lingkungan. Tentu ada juga hubungannya dengan kampanye Greenpeace selama ini. Sebab, Greenpeace akan bergerak kalau ada maksudnya. Itu gerakan sistematis,†ujar Wawan di Jakarta, Senin siang (6/2).
Dia mengatakan, kehadiran Greenpeace di Indonesia adalah wujud dari model penjajahan baru. Penjajahan seperti ini tidak lagi menggunakan kekuatan militer. Sasaran utamanya pun berbeda dengan penjajahan konvensional, yakni sektor perekonomian.
Dia membandingkan boikot produk CPO Indonesia itu dengan impor pesawat Boeing buatan AS.
“Bahkan Presiden Obama bahkan langsung menyaksikan kerjasama itu," ujarnya lagi.
"Tetapi mengapa produk kita malah ditolak? Dari sini sebenarnya sudah jelas apa maksud mereka,†tanya Wawan sambil menambahkan pentingnya pemerintah melakukan lobi ekstra keras untuk menyelesaikan masalah ini.
"Kemudian diikuti dengan lobi formal. Kita tahu hubungan antara SBY dan Obama kan cukup dekat. Ini yang perlu dicermati,†demikian Wawan. [dem]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: