"Kalau mau memperhatikan realitas di pengadilan seperti yang sering diberitakan, dengan realitas yang kami alami sebagai pengurus harian (Partai Demokrat) ada perbedaan," kata dia di sela-sela acara Malam Budaya Rakyat Merdeka dan Penganugerahan Inspiratif Newsmaker 2011 di Balai Sudirman, Jakarta (Minggu malam, 29/1).
Ramadhan mencontohkan, Minggu lalu dirinya mendampingi Ketua Umum Anas dan Sekjen Edhie Baskoro Yudhoyono mengunjungi Palembang. Dari 150 ribu lebih massa yang hadir, itu mengeluk-elukan keduanya.
"Tak ada pertentangan apapun dari publik terhadap gonjang-ganjing (Anas) di media," tutur dia.
Ramadhan mengatakan, Demokrat memegang teguh prinsip hukum sebagai panglima. Oleh karenanya, tidak bisa menghukum Anas dengan mendahului putusan hukum tetap yang diputuskan oleh pengadilan. Asas praduga tak bersalah harus dikedepankan
"Perlu dua alat bukti. Sekarang kan belum. Sekarang bukan terperiksa, bukan terdakwa, apalagi terpidana. Tapi sebagai resiko politik, ya seperti itu lah," imbuhnya.
Lebih lanjut Ramadhan menegaskan DPP Partai Demokrat solid. DPP Demokrat sekarang ini merupakan representasi dari kongres Bandung.
"Misalnya Pak Max (Max Sopacua) itu kubu Marzuki Alie. Tapi beberapa waktu lalu diperintah Anas untuk melakukan sesuatu, dan pak Max mengapresiasi itu," kata dia mencontohkan.
[dem]
BERITA TERKAIT: