permintaan global seperti yang disampaikan Dana Moneter Internasional atau IMF pada Laporan World Economic Outlook Update 2012 akan berimbas pada akumulasi eksport Indonesia yang juga akan mengalami penurunan signifikan. Karena memang, krisis Eropa yang belum jelas recovery-nya akan berdampak pada permintaan global.
"Maka, untuk menghadapi permasalahan tersebut, pemerintah harus segera merevitalisasi daya saing usaha di Indonesia. Ketergantungan terhadap eksport komoditas yang rendah added value-nya akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia lambat dalam jangka panjang," jelas ekonom Dahnil Anzar Simanjuntak kepada
Rakyat Merdeka Online pagi ini.
Karena itu, jelas Dahnil Anzar, revitalisasi daya saing usaha harus benar-benar
menjadi tindakan konkret bukan sekadar wacana. Perbaikan daya saing tersebut
dilakukan melalui segera realisasikan perbaikan infrastruktur dan permasalahan
administrasi perizinan di seluruh daerah Indonesia.
"Konsep MP3EI yang dipromosikan dan disampaikan Menko Perekonomian Hatta Rajasa jangan menjadi dokumen kosong tanpa 'tindakan' penyegeraan. Karena yang dibutuhkan hari ini adalah tindakan yang cepat dan segera agar momentum Investment grade misalnya yang diperoleh dari Moody's dan Fitch itu tidak pepesan kosong, dan mampu dimanfaatkan oleh pemerintah, dengan cara meningkat daya saing usaha via percepatan perbaikan infrastruktur dan administrasi perizinan," ungkapnya.
Bila itu dilakukan, diharapkan, Foreign Direct Investment (FDI) pada tahun 2012 ini
bisa masuk lebih besar ke Indonesia seiring dangan capital inflow dalam bentuk
hotmoney yang kemungkinan akan berkurang masuk ke Indonesia karena krisis global itu.
BERITA TERKAIT: