"Karena itu Partai Demokrat akan besar kalau Anas juga besar. Sebaliknya, kalau Anas kecil, Partai Demokrat juga akan kecil," ungkap pengamat politik Saleh P. Daulay dalam diskusi "Menimbang Nasib Anas" di
Metro TV beberapa wakti lalu (Rabu, 25/1).
Masa depan Anas Urbaningrum di Demokrat saat ini menjadi bahan pembicaraan setelah anggota Dewan Pembina Partai Demokrat mengadakan pertemuan di kediaman Presiden SBY di Cikeas kemarin malam. Meski tidak ada keterangan resmi dari petinggi partai tersebut, tapi berkembang wacana posisi Anas saat ini terancam.
Terlebih, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Syarief Hasan mengaku pihaknya terganggu dengan pemberitaan dugaan keterlibatan Anas Urbaningrum dalam kasus suap wisma atlet SEA Games di Palembang. Meski, bagaimana posisi Anas, Syarief menyerahkannya ke SBY.
Hal serupa dipertajam anggota dewan pembina lainnya, Ahmad Mubarok, yang mengatakan bahwa masih ada kandidat pada kongres Demokrat yang tidak puas atas kekalahannya sehingga terus mencari momentum untuk menjungkalkan Anas.
Bagi Saleh, bila dihadapkan pada pilihan apakah menyelamatkan Anas atau Demokrat, yang paling tepat dan realistis bagi kader partai berlambang bintang mercy itu adalah menyelamatkan institusi daripada mempertahankan pribadi.
"Pasti kader Demokrat melepaskan Anas," tekan dosen di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Tapi yang pasti, tambah Saleh, hanya SBY yang berhak menentukan nasib Anas saat ini, apakah tetap dipertahankan di tengah sorotan publik atau melepaskannya sementara hingga pemberitaan negatif tentang dirinya berakhir. Dan Saleh yakin SBY tidak akan mengambil tindakan. Bila SBY tetap mempertahankan Anas, maka polemik dan friksi di internal partai akan mengemuka sampai ada keputusan resmi dari Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Kalau SBY tidak melakukan tindakan (terhadap Anas), maka tunggu proses hukum. Kalau akhirnya jadi tersangka, pasti (Anas) akan dilepas. Tidak mungkin dipertahankan lagi," tandasnya.
[dem]
BERITA TERKAIT: