Ribut Dengan Cikeas Karena Nazaruddin Tidak Mau Dijadikan Tumbal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Rabu, 18 Januari 2012, 19:22 WIB
<i>Ribut Dengan Cikeas Karena Nazaruddin Tidak Mau Dijadikan Tumbal</i>
adhie massardi/ist
RMOL. Pengakuan Nazaruddin kabur ke luar negeri gara-gara ribut sama Cikeas (SBY), dan bukan lari karena dituduh terlibat skandal suap Wisma Atlet di kantor Andi Mallarangeng, sebenarnya bukan hal baru. Kalangan DPR dan aktivis anti-korupsi sudah lama tahu soal ini.

"Saya juga mendengar kabar itu. Nazar ribut sama SBY yang sempat gebrak-gebrak meja karena dia tidak mau dijadikan tumbal sendirian, hanya demi pencitraan Presiden Yudhoyono," ungkap Adhie Massardi, aktivis gerakan anti-korupsi kepada Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Rabu, 18/1).

Sebab, ungkap Adhie, sepak terjang bendahara umum partai politik pasti atas persetujuan sekjen, ketua umum partai, dan disetujui atau minimal diketahui ketua dewan pembina.

"Jadi mustahil SBY sebagai Ketua Dewan Pembina tidak dilapori kegiatan Nazar yang mencari dana untuk partai dan sejumlah petinggipartai," ujar Adhie.

"Sudah pasti Nazar berang ketika diintimidasi untuk mengakui pencarian dana itu sebagai kegiatan pribadi, dan untuk kepentingan sendiri,"tambah Adhie.

Makanya, Koordinator Gerakan Indonesia Bersih ini heran kalau Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat tidak dimintai keterangan, paling tidak sebagai saksi, oleh KPK. Apalagi sebelumnya Amir Syamsudin, petinggi Partai Demokrat yang kini Menkumham, pernah mengakui Nazar menyumbang partai hingga belasan miliar rupiah. [dem]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA