Dugaan itu disampaikan mantan ajudan Jhonny Allen Marbun, Selastinus A Ola, bersama kuasa hukumnya Andar Situmorang di Jakarta (Selasa, 10/1).
"Semua pemberian uang dari Jhonny Allen kepada Endan Suhjada ada bukti kwitansinya dan bermeterai," aku Andar.
Suap Rp 550 juta diberikan Jhony Allen dalam beberapa kali pengiriman berbentuk
cash. Dalam kuitansi tanggal 19 Mei 2008, kata Andar, Jhonny Allen memberikan uang kepada Endan sebesar Rp 50 juta, bulan Agustus 2008 sebesar Rp 50 juta, dan tanggal 9 Desember 2008 sebesar Rp 150 juta.Yang terakhir dikirim untuk biaya pengukuran di Badan Pertanahan Nasional dengan catatan yang memberikan uang tersebut adalah Ibu Mastuti Beta. Sementara yang lainnya, kata Andar, Jhony Allen telah memberikan
travel cheque kepada Endan sebesar Rp 100 juta.
Kasus suap menyuap ini bermula ketika ada perluasan tanah kuburan di Tanah Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Jakarta Timur. Waktu itu, Jhonny Allen membeli tanah warga dengan luas 3,5 hektar dengan harga setengah dari NJOP, yakni Rp 13 miliar. Kemudian Jhonny Allen menjual tanah tersebut ke Dinas Pemakaman DKI Jakarta dengan harga Rp 23 miliar. Tindakan Jhony Allen ini telah merugikan negara Rp 10 miliar. Jhony Allen kata Andar, telah memanfaatkan orang-orang di sekitarnya di antaranya Selastinus A Ola, Maria Tiruma Silalahi, dan Agus Hermawan sebagai perantara mengatasnamakan dan menjadi kuasa atas sebagian tanah tersebut.
Tindakan Jhony Allen tentu tamparan keras bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat yang selalu menyatakan akan menghunus pedang untuk melawan korupsi. SBY harus menindak Jhonny Allen. Kalau tidak maka citra pemerintah dan Partai Demokrat akan hancur.
Andar mengaku sudah melaporkan kasus dugaan suap ini ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa hari yang lalu. Bahkan, kemarin (Senin, 9/1) dirinya juga sudah memberikan data adanya penyalahgunaan wewenang dan dugaan korupsi yang dilakukan oleh Jhonny Allen kepada Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat SBY.
"Kita sudah mengirimkan semua data itu kepada SBY kemarin. Data tersebut kita kirim ke kantor DPP Partai Demokrat," tutur Andar.
[dem]
BERITA TERKAIT: