Greenpeace memiliki 30 ribu donatur individu di Indonesia dan 3 juta di seluruh dunia. Ini adalah konsekuensi sebagai organisasi yang demi independensi tidak bersedia menerima dana dari pemerintah dan perusahaan mana pun, maka tulang punggung kampanye penyelamatan lingkungan Greenpeace. Organisasi yang punya kantor pusat di Belanda ini juga memiliki badan hukum Indonesia dan telah disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.
Demikian penjelasan yang disampaikan Nur Hidayati, Kepala Greenpeace Indonesia, kepada redaksi beberapa saat lalu (9/1). Penjelasan ini disampaikan untuk menanggapi berita terkait sebelumnya.
"Sebagai organisasi yang dalam mengkampanyekan masa depan bumi yang lebih hijau dan damai menggunakan dana publik (supporter), maka transparansi dan akuntabilitas menjadi hal yang utama bagi Greenpeace. Untuk itu, maka seluruh pemasukan dan pengeluaran Greenpeace setiap tahunnya di audit oleh auditor independen, dan hasilnya bisa dengan mudah diakses tidak hanya oleh para supporter, tetapi juga masyarakat umum," Nur Hidayati menjelaskan.
Dia juga mengatakan, bahwa pendukung LSM ini adalah anggota masyarakat yang sepakat memperjuangkan penyelamatan lingkungan dan masa depan yang lebih hijau dan damai. Para pendukung ini secara sukarela dan tanpa paksaan memutuskan ikut dalam perjuangan mewujudkan idealisme itu dengan cara mendonasikan dana untuk digunakan sebagai tulang punggung kampanye.
"Sebagai bagian dari gerakan perjuangan ini bersama para jurukampanye dan relawan, tentu para supporter akan selalu mendapat informasi terbaru seputar Greenpeace melalui email dan sarana lain, baik informasi kegiatan, perkembangan kampanye, audit keuangan, dan lain-lain," sambungnya.
Greenpeace juga menyediakan mekanisme bila karena berbagai hal seseorang memutuskan berhenti memberikan donasi. Caranya sangat mudah, yakni dengan menghubungi divisi Supporter Care Unit melalui e-mail [email protected] dan telepon (021) 7182858. Bisa juga datang langsung ke kantor Greenpeace.
Salah satu supporter Greenpeace, Bagus Adithya Rama, sebelum menarik diri terlebih dahulu mengirim e-mail ke Greenpeace. Secara resmi Bagus tidak lagi memberikan donasi kepada Greenpeace per November 2011.
"Sedangkan Nina Marlina, sama sekali tidak pernah mengirimkan permohonan pemberhentian kepada kami," tegas Nur Hidayati. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: