Seperti di agama Nasrani yang mengimani konsep tiga pribadi menjadi Allah yang Esa, PDI Perjuangan juga memiliki tokoh ayah, ibu, dan anak, yang harus didapatkan restunya kalau seseorang mau menggunakan partai itu sebagai kendaraan politik untuk menduduki jabatan di pemerintahan.
Analog itu diungkapkan Direktur Eksekutif Cyrus Network Hasan Nasbi saat dihubungi
Rakyat Merdeka Online pagi ini, saat ditanya kenapa PDI Perjuangan belum menunjukkan dukungan terhadap Walikota Solo untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta.
"Di PDIP ini ada trinitas. Ibu ini kebijaksanaannya gampang disentuh. Tapi yang susah disentuh ayah dan anak," ungkapnya bertamsil.
Ayah, ibu dan anak yang dimaksud oleh Hasan adalah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Deperpu DPP PDI Perjuangan Taufik Kiemas (suami Mega), Ketua DPP PDI Perjuangan dan Puan Maharani. Puan adalah anak Mega-Taufik.
"Ayah dan anak (sukar disentuh) karena, menurut saya, kalau (PDIP) memajukan tokoh-tokoh baik di Jakarta, itu nanti bisa mengatasi popularitas Puan yang hari ini digadang-gadang menjadi wakil presiden," jelasnya.
Taufik memang sebelumnya sudah menggadang-gadang mengajukan putrinya tersebut untuk berkompetisi pada pemilihan presiden 2014 mendatang.
"Tapi kalau partai ini (PDIP) berpikir jangka panjang, hidup partai ini harus lebih panjang dari umur Megawati, Taufik Kiemas dan Puan Maharani, harusnya dia tidak memikirkan itu. Karena kharisma dan popularitas Puan bisa dikatrol oleh jalan lain," imbuh Hasan.
"(Karena itu) hari ini mereka harus berpikir untuk kebesaran partai, bukan trinitas itu," demikian Hasan Nasbi.
[zul]
BERITA TERKAIT: