Jurnalis Temukan Pintu "Piramid Garut" di Gunung Sadahurip

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Jumat, 06 Januari 2012, 13:30 WIB
Jurnalis Temukan Pintu "Piramid Garut" di Gunung Sadahurip
citra piramida garut
RMOL. Temuan Piramida di Sadahurip Kabupaten Garut, oleh Tim Katastropik Purba ternyata bukan hanya mengundang rasa ingin tahu dari Prof Openheimer asal Oxford University, Frank Joseph (asisten alm Prof Aryos Santos), lembaga riset Jerman DOG, Singapura, Australia dan China, tetapi secara diam-diam disambut antusiasme yang begitu besar kalangan jurnalis Indonesia.

"Sebagai jurnalis investigatif kami antusias atas riset ilmiah ini dan kami berhasil temukan sesuatu," kata  jurnalis salah satu stasiun TV nasional, Ali Taba, dalam keterangan pers yantg diterima, Jumat (6/1).   

Dia berencana secepatnya membuat film dokumenter untuk menyiarkan kabar temuan piramid itu ke masyarakat dan turut mendukung riset Tim Katastropik Purba bentukan Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana itu. Hal itu sekaligus bisa membangun nasionalisme baru Indonesia dan membuktikan bahwa dunia jurnalistik investigatif harus menjadi semangat profesionalisme media.

Menurut pengakuan para jurnalis kepada Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Iwan Sumule, mereka telah menemukan pintu masuk dari Piramida di Kabupaten Garut tersebut.

"Salah satu kru, Ali Taba mengatakan kepada kami, telah merekam pintu masuk piramida tersebut dengan kamera," kata Iwan Sumule.

Menurut Iwan Sumule, pihaknya senang dengan banyaknya inisiatif dan partisipasi masyarakat dari berbagai kalangan. Selama ini, akunya, peran jurnalis dalam membantu riset sangat besar. Beberapa redaktur media online maupun cetak secara sukarela mendukung aktif riset tim katastropik purba.

"Nanti saatnya akan kami umumkan siapa saja mereka," ujar Iwan.                                           

Mengenai riset ini sendiri, SKP BSB Andi Arief mengatakan telah masuk ke tahap akhir. Tim ahli masih harus penuhi satu tahap scientific lagi sehingga dari segala sudut ilmiah bisa terpenuhi. Tim juga mendengarkan masukan secara informal dari para geologis, volkanologis, arkeolog senior, ahli filologi, Fakultas Ilmu Budaya UI, periset Bandung Fe, penulis produktif  A Samantho, penulis dan pembawa acara TV, serta pemilik perguruan Dicky Zainal. Secara formal juga sudah melakukan pertemuan dengan wakil dari Arkenas dan Dirjen Kepurbakalaan.[ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA