Demikian informasi yang disampaikan Kepala Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) DR Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan elektronik yang dikirimkannya kepada redaksi beberapa saat lalu (Jumat, 30/12). Banjir lahar dingin di Gunung Gamalama pertama kali terjadi pada pukul 16.00 WITA 27 Desember lalu.
Ada sepuluh lokasi yang digunakan sebagai tempat pengungsian. Yakni, bekas kantor Gubernur, Mess Mersetipier, Balai Perikanan, Mushola Al -Hiraya, Aula Tipan, Aula SMK 2, Kantor Lurah Takoma, di Rumah Warga Hijaiz, Kedaton Ternate dan kantor Kadin.
"Kerugian materil, kelurahan Tubo 8 rumah rusak berat, dan 22 unit rumah rusak sedang. Di kelurahan BTN, 5 unit rumah rusak berat, 7 unit rumah rusak sedang dan 1 jembatan putus," terang Sutipo.
Sutopo menegaskan, sampai saat ini status Gunung Gamalama masih Siaga (level III).
Untuk menangani bencana, kata dia, Tim Reaksi Cepat BNPB terus memberikan pendampingan kepada BPBD Maluku Utara dalam penanganan darurat. BNPB memberikan tambahan dana siap pakai (DSP) seebsar Rp 600 juta. Sebelumnya telah diberikan bantuan DSP sebesar Rp 500 juta, dan logistik dan peralatan senilai Rp 357 juta.
"Kondisi pengungsi saat ini, makanan masih cukup. Yang dibutuhkan saat ini tikar, selimut, dan hunian sementara. Sedangkan utk air bersih, Dinas PU sdh diminta utk menyediakan tandon air, dan PDAM diminta untuk menyediakan air bersih," demikian Sutopo.
[dem]
BERITA TERKAIT: