"Karena mereka sepulang dari sawah langung ikut aksi," jelas aktivis Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Bima Delian Lubis kepada
Rakyat Merdeka Online (Minggu, 25/12).
Massa yang tergabung dalam Front Rakyat Anti Tambang ini, jelas Lubis, dari awal tidak pernah berniat melakukan penyerangan. Posisi massa hanya bertahan.
"Kalau kami mau merusak, sejal awal kami sudah kuasai pelabuhan, kami bisa bakar. Tapi kami dari awal tidak mau anarkis, kami tidak mau melakukan perusakan," sambungnya.
Karena itu dia membantah ada anggota aksi yang membawa bom molotov seperti dituding Kabag Penum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar. "Tidak ada bom molotov. Kami hanya bertahan," tegasnya lagi.
Sebelumnya, Kombes Boy menyatakan bahwa pengunjuk rasa membawa senjata tajam dan bom molotov.
"Upaya mediasi dengan pelaku unjuk rasa sebelumnya sudah dilakukan dengan
mempertemukan perwakilan massa dengan Pemda Bima. Namun, mereka tetap melakukan aksinya dengan membawa berbagai senjata tajam dan bom molotov," pungkas Boy beralasan.
[zul]
BERITA TERKAIT: