"Kita hargai Pak Din kritik pemerintah. Tapi mbok ya, kritik yang membangun lah," jelas Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana kepada
Rakyat Merdeka Online pagi ini.
"Saya sebenarnya ingin, mereka itu menyampaikan kritik yang benar-benar membangun, sebagai tokoh bangsa, gurubangsa. Seperti apa yang pernah dilakukan almarhum Nurcholis Madjid. Dia (Nurcholis) sering mengkritik, tapi bijak, lembut. Kalau pun keras, ujungnya juga lembut. Seperti itu yang kita harapkan," ungkapnya.
Sutan mengungkapkan hal tersebut menanggapi pernyataan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin pada Senin lalu, bahwa perjalanan pemerintahan sepanjang 2011 ini dipenuhi dusta.
"PP Muhammadiyah melihat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada 2011 ini penuh dusta. Banyak pendustaan di dalam berbangsa dan bernegara, terutama dari para pemangku negara," kata Din pada acara Refleksi Akhir Tahun bertemakan
Tahun Penuh Dusta Masihkah Ada Asa Tersisa.
Selain itu, masih kata Sutan, melanjutkan keterangannya, mestinya para pengkritk itu juga
fair bahwa ada sisi keberhasilan yang dilakukan pemerintah. Tapi, ungkap Sutan, apresiasi itu tidak pernah keluar dari mulut para pengkritik pemerintah.
Sutan membeberkan, setelah Orde Baru tumbang, di zaman pemerintah SBY, Indonesia kembali diperhitungkan di dunia internasional. Hal ini ditandai dengan keterlibatan Indonesia dalam forum-forum internasional, baik itu menyangkut HAM, ekonomi, dan sosial budaya.
Belum lagi, status Indonesia saat ini sudah setara dengan sejumlah negara-negara maju. Terbukti, lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings, menaikkan peringkat Indonesia ke level Investment Grade menjadi BBB- dari sebelumnya BB+.
"Tapi itu (apresiasi) tidak keluar dari Pak Din dan kawan-kawan," jelasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: