Hal itu disampaikan pengamat politik dari The Indonesian Institute Abdul Rohim Ghazali kepada
Rakyat Merdeka Online malam ini (Jumat, 9/12).
Namun, Rohim tampaknya mewanti-wanti, agar Ketua Umum DPP PAN saat ini Hatta Rajasa agar tidak mengulangi pengalaman pahit seperti yang dialami pendahulunya, Soetrisno Bachir (SB). Pada Pilpres 2014, PAN tidak mendorong SB sebagai Capres, dan keputusan mendukung SBY-Boediono juga tanpa persetujuan SB.
"Apa yang terjadi di PAN periode sebelumnya menjadi preseden buruk yang melahirkan luka. Pengalaman pahit itu tidak boleh terulang," ungkap Rohim, Wasekjen PAN era kepemimpinan SB ini mengingatkan.
Karena itu, menurut Rohim, kalau memang dalam Rapat Kerja Nasional PAN yang akan dibuka besok, Hatta ditetapkan sebagai Capres, semua komponen PAN harus mendukung.
"Sekarang momentumnya sudah tepat. Kalau menunggu tahun depan (2013) tentu sudah sangat terlambat. Di samping itu, PAN bisa 'masuk angin' mengingat ada fenomena masuknya beberapa non kader dalam kepengurusan PAN yang berpotensi masuk angin dalam hal penetapan Capres," demikian Rohim.
[dem]
BERITA TERKAIT: