"Dengan kondisi korban yang seperti sekarang ini tentu sulit untuk mengetahui identitasnya," ungkap Ketua Presidium Indonesia Polisi Wacth Neta S. Pane kepada
Rakyat Merdeka Online pagi ini (Jumat, 9/12).
Tapi, lanjut Neta, dari pemberitaan media, Ketua Komisi XI DPR Ribka Tjiptaning, sempat berkomunikasi dengan korban. Meski lewat anggukan mengiayakan saat politisi PDI perjuangan itu menanyakan apakah korban adalah mahasiswa.
"Mungkin cara ini bisa dilakukan polisi untuk mencari dan menggali informasi dari korban. Tentunya diperlukan polisi yang mampu berkomunikasi dan membuat korban merasa nyaman untuk menjelaskan identitas dan motifnya dengan cara anggukan kepala," jelasnya.
Membuka identitas pelaku diyakini akan semakin mudah, jika memang di sekitar Istana terdapat CCTV. Polisi tinggal mengambil datanya dan mengumumkannya ke publik untuk mencari tahu adakah anggota masyarakat yang mengenal korban.
"Bagaimana pun motif aksi bakar diri itu harus diungkapkan agar jelas persoalan dan latarbelakangnya," demikian Neta.
[zul]