Prof. Hamdi Muluk: Pesan Paling Logis, Pembakar Diri Sudah Capek Hidup di RI

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Kamis, 08 Desember 2011, 22:38 WIB
Prof. Hamdi Muluk: Pesan Paling Logis, Pembakar Diri Sudah Capek Hidup di RI
RMOL. Polisi sampai saat ini masih belum bisa membongkar apa motif di balik aksi bakar diri yang dilakukan seorang pria di depan Istana Negara, Jakarta. Identitas pembakar diri pun belum terungkap.

Menurut psikolog politik Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk, setidaknya ada dua kemungkinan sampai-sampai pelaku nekat membakar dirinya dengan mengguyurkan bensin ke sekujur tubuh lalu membakarnya.

"Bisa jadi hanya bunuh diri biasa. Motifnya karena persoalan pribadi saja, misalnya putus asa," kata Hamdi kepada Rakyat Merdeka Online (Kamis, 8/12).

Hal itu, katanya diperkuat dengan tidak adanya pesan yang secara jelas dikirim si pelaku. Pelaku misalnya tidak mengutarakan lebih dulu maksud dan tujuan dari aksinya. Dipilih areal Istana sebagai tempat aksi hanya untuk membuat sensasi saja.

Tapi kemungkinan lain, kata dia, karena aksi dilakukan di depan Istana, tempat Presiden SBY berkantor, pelaku ingin berpesan bahwa negara tak lagi bisa diandalkan karena tidak mampu menyelesaikan masalah. Pemimpin negara, terutama presiden, sudah gagal mengelola negara dan tidak bisa mengatasi penderitaan rakyat.

"Pesan yang paling logis kira-kira si pelaku ingin mengatakan bahwa dirinya sudah capek hidup di republik ini," tandasnya.[dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA