Pemerintah tidak boleh mengabaikan berbagai fakta sosial di tengah masyarakat, mulai dari aksi kriminalitas yang marak seperti perampokan dan pembunuhan, hingga peristiwa mengenaskan seperti bunuh diri karena kesulitan ekonomi.
Nah, aksi bakar diri di depan Istana Negara adalah peringatan serius kepada Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono beserta jajaran pemerintahan, bahwa kemiskinan yang semakin meluas telah berada pada tahap mengkhawatirkan.
“Laporan pemerintah mengenai penurunan angka kemiskinan berbanding terbalik dengan kenyataan dan harapannya rakyat,†ujar Ketua Umum Relawan Pembela Demokrasi (repdem) Masinton Pasaribu kepada Rakyat Merdeka Online, Rabu malam (7/12).
“Ini disebabkan karena pemerintahan SBY-Boediono dengan menteri-menterinya terlalu mementingkan pencitraan semu dan mengedepankan kebohongan kepada rakyat ketimbang melakukan kerja-kerja kongkrit dan nyata untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,†sambung Masinton sambil menambahkan bahwa berbagai hal yang terjadi belakangan ini membuat rakyat frustrasi dan kehilangan kepercayaan pada pemerintah.
Kasus-kasus ini, sebut Masinton lagi, antara lain adalah kemiskinan yang meluas dan praktek korupsi di tubuh pemerintahan SBY-Boediono yang menggurita. Juga pemberantasan korupsi tebang pilih yang tidak menyentuh kasus-kasus korupsi besar yang melibatkan lingkar kekuasaan seperti kasus bailout Bank Century, kasus pengadaan gerbong kereta api, kasus Hambalang dan suap Sesmenpora yang melibatkan pengurus Partai Demokrat. Belum lagi kasus mafia pajak. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.